Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Jumat, 10 Februari 2012


Bagaimana Seharusnya Mengampuni ?
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus ; “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku ?  Sampai tujuh kali ?” (Matius 18:21) . Pada ayat yang ke.22 ,Yesus menjawab ; “Bukan sampai tujuh kali, melain kan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” .  Saudara, tentu yang dimaksud Tuhan, bukan berarti ; 70x7 = 490 kali, melainkan Tuhan ingin menggambarkan, bahwa ; betapa sempurna dan tiada batasnya sebuah pengampunan itu seharusnya .  Seperti Tuhan mengampuni kita dengan tiada batasnya . Demikian pula ketika kita bersa lah terhadap seseorang, maka tentunya kita juga tidak mau jika diampuni oleh orang tersebut, jika ;  1)  Saya mengampuni, tapi saya tidak lagi mau kenal lagi, atau ketemu orang itu .  Saudara, ketika seseorang  disakiti oleh seseorang yang lain, kita banyak mendengar ; orang mengatakan seperti perkataan atau sikap yang tadi. Coba pikir, apa ada pengampunan yang tulus, seperti model ini ?  Lalu bagaimana, seandai nya Tuhan juga berkata yang sama, kepada kita ?  “Baik Aku mengampunimu, tetapi tidak lagi mau kenal dan ketemu sama kamu !  Wah,tentunya sangat celaka dan tanpa harapan sekali hidup kita .  2)  Saya mengampuni, tetapi kesalahannya saya tidak bisa lupa .  Seorang bekas narapida na, sudah berkelakuan baik .  Satu ketika, di tempat pekerjaannya, dia melakukan kesalahan yang tidak dia sengaja .  Namun boss nya langsung marah dan mengumpat ; “dasar bekas napi !” katanya. Saudara,ada banyak manusia yang dengan mudah bisa melupakan kebaikan orang lain, tetapi sulit sekali untuk melupakan kesalahan orang lain . Tentunya pengampuan yang seperti ini, juga masih bukan pengampunan yg tulus, seperti yang kita ingin terima dari Tuhan maupun sesama manusia .  3)  Saya mengampuninya,dan sudah melupakan segala kesalahan nya,dan kembali mengasihinya dengan segenap hati.   Mungkinkah seorang manusia, mampu melakukan hal seperti itu ?  Banyak orang maupun keluarganya sendiri menya kiti Yusuf, namun dia bukan saja mau mengampuni, tapi juga mampu untuk mengasi hi mereka kembali dengan segenap hatinya .  Yusuf adalah salah satu bukti, bahwa manusia mampu mengampuni dengan tulus dan sepenuh hati .  Dan tentunya kita juga menginginkan pengampunan yang seperti ini,dari sesama terutama Tuhan. Gbu.

Tidak ada komentar: