“Jalan yang dipilih”
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah ;”
(Yosua 24:15 a) . Suatu ketika seorang wanita berkata, : “Saya tahu,
bahwa kita harus selalu mensyukuri apa yg telah Tuhan berikan pada kita,
tapi demi penampilan saya, agar karier saya bisa mencapai puncak dan
juga demi untuk mendapatkan pria yg tampan dan kaya, maka terpaksalah
saya harus mengoperasi wajah dan bagian tubuh saya”. Lagi seorang istri
berkata : “Saya tahu, bahwa saya harus hormat dan taat pada suami, tapi
demi jaga karisma dan jangan sampai suami nanti anggap enteng dan
berlaku seenak nya pada saya, maka terpaksa harus pasang strategi
duluan, dengan berlaku galak dan selalu meremehkan apapun yg dibuatnya”.
Seorang pedagang mengatakan, : “Saya tahu, bahwa Tuhan mengharuskan
kita berlaku dan berkata jujur, tapi jika saya jujur, bisa-bisa nanti
dagangan saya tidak laku, atau tak bisa dapat keuntungan besar”. Ada
lagi yg mengatakan : “Saya tahu, Tuhan melarang cerai ataupun selingkuh,
tapi saya pikir lagi ; bukankah dalam hidup ini saya juga berhak, untuk
dapatkan kebahagiaan dan memperoleh yg lebih baik ?”. Seorang anak
berkata, : “Saya tahu, bahwa saya tidak boleh mencontek, tapi demi
dapatkan nilai yg baik, yah terpaksa saya lakukan” . “Sebagai anak saya
juga tahu, bahwa saya tidak boleh menyusahkan orang tua saya yg tidak
kaya, dengan ber bagai permintaan yg sebenarnya tak terlalu penting .
Tapi demi penampilan dan agar bisa diterima dikalangan teman-teman yg
anak gaul, terpaksa saya memaksa orang tua, entah dengan cara apapun
untuk membelikan barang-barang yg mahal” . “Saya juga tahu, Firman
Tuhan katakan bahwa saya tak boleh berpacaran dengan yg tak seiman, tapi
mau bagaimana lagi, saya sudah terlanjur cinta ? Dan siapa tahu
mudah-mudahan nanti pacar saya bisa berubah, dan lalu ikut saya ?” Dan
ada banyak lagi kata “tapi” yg bisa jadi contoh buruk . Dari bebe rapa
contoh diatas, kita bisa lihat perilaku manusia, yg nampaknya saja
seperti tahu dan menghormati Tuhan, tapi sebenarnya sama sekali tidak
peduli dengan segala jalan dan kehendak Tuhan atas dirinya . Seperti
kata Firman Tuhan ; “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan dan sedikitlah orang yang men dapatinya”
(Matius 7:14) . Karena memang, tak menyenangkan bagi kedagingan
ataupun hawa nafsu kita . Sehingga manusia terus saja mengeraskan
hatinya,dan menimbulkan murka Allah atas dirinya (Roma 2:5). Dan tanpa
sadar, sebenarnya dia sedang merusak dan menghambat segala berkat dan
hal-hal baik, yg Allah persiap kan dan akan diberikan padanya (Yeremia
5:25). Jadi, sadarilah kemalanganmu, dengan terus keras kan hati, akan
membuat segala pertolongan dan jawaban doa bagimu, jadi terhalang . Ini
pula yg terjadi atas bangsa Israel, yg saat itu dipimpin Yosua ke tanah
perjanjian Kanaan. Yosua kesal lihat perilaku mereka ter hadap Allah .
Sebab Allah yg telah begitu baik, menjaga, memelihara, membela,
memberkati, bahkan mem berikan tanah per janjian pada mereka, tapi tetap
saja tak mereka hormati dan pedulikan . Itulah sebabnya, kemudian Yosua
suruh bangsa itu untuk memilih dan mengambil keputusan tentang jalan yg
akan mereka pilih, yaitu sungguh akan ikut Tuhan atau ikuti hawa nafsu
dengan konsekwensi hancur / binasa . Gbu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar