Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Rabu, 15 Mei 2013


Cuci Tangan / Tidak Peduli“ 

ia mengambil air dan membasuh tangannya dihadapan orang banyak dan berkata ; Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini ; itu urusan kamu sendiri ! (Matius 27:24 b) .  Mungkin terlintas juga pikiran jengkel atas sikap Pilatus, yg cuci tangan alias lepas tanggung jawab, atau berperilaku tidak peduli, meski dia tahu bahwa mereka telah berlaku tidak benar, saat mengadili Tuhan Yesus.  Yakobus 4:17, mengatakan ; kita berdosa, jika tahu harus berbuat baik, tapi tidak mau melakukannya.  Semestinya sebagai seorang pejabat negara, ia harus berlaku adil dalam memutuskan perkara ?  Sebab bukankah ia sama sekali tidak menemukan kesalahan apapun pada diri Tuhan, hingga patut dihukum mati ?  Bukankah demi kebenaran, harusnya dia berani lawan kehendak rakyat yg jelas salah ? Tapi rupanya demi selamatkan diri dan jabatan nya, dari ancaman pemberontakan rakyat, maka dia lebih gunakan akal politik, dibanding hati nurani. Itulah yang mungkin seharusnya tidak kita sukai dari tokoh Pilatus ini . Tapi tahukah anda, bahwa secara sadar atau tidak, kita juga mungkin pernah atau bahkan sering melakukan hal yg sama, dalam kehidupan kita sendiri ?  Contoh, misalnya : cuci tangan atau tidak peduli, meski ;  1Lihat orang berlaku tidak benar.  Misalnya ; ketika keluarga, teman atau orang lain, berbuat salah atau tidak benar, kita cenderung lebih pilih selamat,atau cari amannya saja ?  Dari pada tidak enak nantinya, atau dari pada bertengkar dan dibenci nantinya .  Nampaknya, perilaku ini seperti tidak ada salahnya . Tapi tahukah anda, apa yang dikatakan Yehezkiel  33:8-9, yaitu ;  Jika lihat orang berbuat salah dan kita tidak mengingatkannya, maka Tuhan akan tuntut kita, atas darah dan kebinasaan orang tersebut didalam dosa.  2Lihat kesusahan orang lain.  Kita sering dengar, orang mengatakan ; “Aduh, kasihan sekali disana mereka kedinginan dan kelaparan !” . Tapi,sama sekali dia tidak berbuat apa- apa, meski sebenarnya dia mampu untuk memberikan bantuan, entah itu berupa benda, atau setidaknya bantu mendoakan.  Saudara, kasih bukan hanya terdiri dari perkataan saja, tapi juga harus sejalan dengan perbuatan .  Atau ada juga, yang secara spontan langsung berkata ; “Ah, itu kan bukan urusan saya, derita kamu, ya.. hadapi dan kamu tanggung saja sendiri”.  Padahal Firman Tuhan berkata :  Jika kita menutup telinga kepada jeritan orang yang lemah atau yang sedang membutuhkan pertolongan, maka Tuhan juga tidak akan mau mendengar, jika nanti ia sendiri berseru-seru (Amsal 21:13) .  3Cuci tangan dengan menyalahkan keadaan atau orang lain.  Sejak jaman nenek moyang Adam, manusia memang pandai beralas an. Waktu Adam ditegur salahnya oleh Tuhan, Adam malah balik menyalahkan ; kenapa Allah memberikan Hawa jadi pendampingnya ?  Ada orang yang berkata ; Tuhan, terpaksa saya berbohong, sebab keadaan jaman sudah mengharuskan, bahwa untuk dapat untung besar, mau tidak mau harus ada sedikit bohong . Lalu katanya lagi ; Sebab jika saja Tuhan beri saya banyak harta melimpah, mungkin saya tidak usah bohong/ menipu/mencuri dan lain sebagainya ? Dan banyak lagi alasan yang diguna kan manusia, sebagai kambing hitam untuk cuci tangan dari tanggung jawab . Tapi semoga, dengan membaca sedikit masukan ini, kita tidak lagi laku kan kesalahan seperti contoh-contoh diatas . Gbu .  

Tidak ada komentar: