Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Senin, 06 Mei 2013


Membatasi Allah

Lalu kata Musa kepada TUHAN : “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah” (Keluaran 4:10).  Seperti Musa, banyak manusia yang baik secara sadar ataupun tidak, membatasi perbuatan Allah dalam dirinya . Misalnya :   1)  Membatasi kasihNya.  Seringkali orang merasa ragu, apa dosanya (yang katanya sangat luar biasa besar) masih bisa diampuni atau tidak ?  Padahal mungkin dosanya belum sebesar Daud, yang merampas istri orang, menzinahi nya, bahkan lalu mengatur cara untuk membunuh Uria suaminya. Atau mungkin dosanya belumlah sebesar Yudas, yang mengkhianat dan menjual Tuhannya .  Padahal jelas-jelas Tuhan mengatakan,bahwa ; seberat dan sejahat apa pun dosa kita, akan tetap diampuni (Yesaya 1:18).   2)  Membatasi kuasaNya.   Manusia juga sering berpikir, bahwa ; jika permintaannya itu sesuatu yang masih masuk diakal, mungkin dia akan menerima .  Tetapi jika itu sesuatu yang amat mustahil, maka jelas itu tidak mungkin dia dapatkan dari Tuhan .  Orang-orang yang berziarah kekuburan Lazarus berpikir : Ia yang memelekkan orang buta, tidak sanggupkah Ia mencegah Lazarus mati ? (Yohanes 11:37) .  Juga Maria dan Marta, mengatakan ; Seandainya Tuhan ada disana, maka Lazarus pasti tidak mati ! (Yohanes 11:21,32).  Saudara, jangankan hanya mencegah Lazarus mati, membangkitkan nya yang sudah lama matipun , ternyata Tuhan sanggup .  Demikian pula, meski saat itu Tuhan tidak ada disana untuk menolong Lazarus, tapi buktinya ; bukankah Tuhan tetap saja dapat menolong dan memulihkan keadaan Lazarus ?  Sebab sungguh tak terbatas ; kasih kuasa Tuhan atas kita .  Seperti juga Musa ragu, masakan dia yang sejak dulu tidak pandai berdiplomasi, dapat melawan Firaun ; yang sebagai raja jelas pandai bertaktik dan berpolitik ?  Musa juga ragu, bagaimana dia bisa menang menghadapi Firaun dengan segala perlengkapan tentara dan persenjataannya, hanya dengan sebuah tongkat butut yang ada ditangannya ?   3)  Membatasi waktu dan jalan/ caraNya bekerja .  Diawal saya melayani Tuhan, saya sempat tidak punya uang untuk bayar telephone rumah .  Sampai hari terakhir batas pembayaran, saya masih juga tidak punya uang untuk membayar . Lalu saya berpikir bahwa semua sudah terlambat, dan saya sudah tidak tertolong.  Tapi sore harinya saya dengar berita ; bahwa seluruh jaringan komputer pembayaran telephone di Bandung rusak, hingga batas pembayaran diundur sampai minggu depannya (tepat ketika saya sudah punya uang untuk bayar tagihan telephone) .  Yusuf mengeluh, kenapa dia harus difitnah dan masuk penjara . Tapi justru lewat penjaralah dia punya kesempatan untuk bertemu raja,dan membantu menerangkan mimpi raja, sehingga dia akhirnya bisa jadi penguasa diseluruh Mesir.   4)  Membatasi hak Tuhan atas dirinya . Dan bukankah manusia juga seringkali, membatasi Allah bekerja, memerintah dan mengatur hidupnya, hanya pada ruang-ruang tertentu saja ?  Saudara, jika mempercayai kasih dan kuasa Allah itu tidak terbatas, maka seperti itu lah yang akan terjadi atas kita .  Demikian pula jika tidak membatasi waktu dan cara kerja Allah atas kita, maka sungguh Dia akan bekerja sangat luar biasa .  Dan jika kita tidak membatasi Allah menguasai kita sepenuhnya, maka kasih kuasa dan kemuliaan Nyapun, tidak akan terbatas untuk kita nikmati dan miliki . Gbu .     

Tidak ada komentar: