“Apa Yang Seharusnya Ditangisi ?”
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata ; “Hai puteri-puteri
Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu
sendiri dan anak- anakmu !” (Lukas 23:28) . Perkataan itu diucapkan
Tuhan, pada sejumlah besar orang-orang yang me nangis melihat pen
deritaanNya . Dan ketika melihat tayangan di televisi mengenai ibadah
Jumat Agung, yang dilakukan diberbagai gereja, kita melihat pen
deritaan dan kesedih an yang di dramatisir, sehingga mereka nampak
menangis sedih . Dan jika tangisan kesedihan itu, ditujukan karena
melihat penderitaan Tuhan Yesus, maka tangisan kesedihan itu sebenar nya ;
tak punya banyak guna bagi kita . Mengapa saya katakan demikian ?
Sebab, selain penderi taan Tuhan itu sudah lama berlalu, juga
penderitaan Tuhan saat akan disalib itukan,hanya tidak lebih dari 1 hari
saja. Dan kematian'Nya juga, hanyalah kematian jas mani belaka . Jadi
kepada siapakah sebenarnya, tangisan itu seharusnya dituju kan ? 1)
Kepada diri sen diri . Mengapa demikian ? Sebab jika penebusan Tuhan
yang telah begitu lama,dan setiap hari ditawarkan pada kita, namun
nyatanya sampai pada hari ini, kita masih juga hidup dalam dosa alias
belum diselamatkan secara utuh, maka hal inilah yang seharusnya paling
kita tangisi tiap hari . Mengapa demikian ? Sebab untuk hal ini,
penderitaan kita tidak pernah akan berlalu, dan bukan hanya 1hari saja,
melainkan selama-lamanya .
Juga kematiannya, bukan hanya kematian
secara jasmani,melainkan juga jiwa dan roh selama-lamanya .
2)
Kepada keluarga kita . Dan sebagai orang-orang yang cinta akan
keluarganya masing-masing, tentunya kita juga tak ingin jika mereka
sampai mengalami penderitaan kekal tersebut . Dan ada kah setiap mereka
telah benar-benar diselamatkan ? Atau, dari tahun ketahun tetap saja
seperti dulu tak ada perubahan ? Lalu siapa yang akan menolong mereka
? Tentu ini adalah tanggung jawab kita seba gai keluarganya. 3)
Jika sudah tak lagi bisa menangis bagi orang lain . Sebab, jika kita
sudah tak lagi bisa peduli ataupun mengasihi se sama,seperti mengasihi
diri sendiri,maka kemung kinan sudah ada sesuatu yang salah dalam diri
kita . Dan hal itu jelas sudah tidak sesuai lagi dengan perintah
Tuhan,yang meminta kita untuk menjadi terang dan garam bagi orang lain.
Gbu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar