Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Jumat, 06 April 2012

Apa Yang Seharusnya Ditangisi ?
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata ; “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak- anakmu !”  (Lukas 23:28) . Perkataan itu diucapkan Tuhan, pada sejumlah besar orang-orang yang me nangis melihat pen deritaanNya .  Dan ketika melihat tayangan di televisi mengenai ibadah Jumat Agung, yang dilakukan diberbagai gereja, kita melihat pen deritaan dan kesedih an yang di dramatisir, sehingga mereka nampak menangis sedih .   Dan jika tangisan kesedihan itu, ditujukan karena melihat penderitaan Tuhan Yesus, maka tangisan kesedihan itu sebenar nya ; tak punya banyak guna bagi kita .  Mengapa saya katakan demikian ?  Sebab, selain penderi taan Tuhan itu sudah lama berlalu, juga penderitaan Tuhan saat akan disalib itukan,hanya tidak lebih dari 1 hari saja. Dan kematian'Nya juga, hanyalah kematian jas mani belaka .  Jadi kepada siapakah sebenarnya, tangisan itu seharusnya dituju kan ?  1)  Kepada diri sen diri .  Mengapa demikian ?  Sebab jika penebusan Tuhan yang telah begitu lama,dan setiap hari ditawarkan pada kita, namun nyatanya sampai pada hari ini, kita masih juga hidup dalam dosa alias belum diselamatkan secara utuh, maka hal inilah yang seharusnya paling kita tangisi tiap hari .  Mengapa demikian ?  Sebab untuk hal ini, penderitaan kita tidak pernah akan berlalu, dan bukan hanya 1hari saja, melainkan selama-lamanya . 
Juga kematiannya, bukan hanya kematian secara jasmani,melainkan juga jiwa dan roh selama-lamanya .  
2)  Kepada keluarga kita . Dan sebagai orang-orang yang cinta akan keluarganya masing-masing, tentunya kita juga tak ingin jika mereka sampai mengalami penderitaan kekal tersebut . Dan ada kah setiap mereka telah benar-benar diselamatkan ? Atau, dari tahun ketahun tetap saja seperti dulu tak ada perubahan ?  Lalu siapa yang akan menolong mereka ?  Tentu ini adalah tanggung jawab kita seba gai keluarganya.  3)  Jika sudah tak lagi bisa menangis bagi orang lain .  Sebab, jika kita sudah tak lagi bisa peduli ataupun mengasihi se sama,seperti mengasihi diri sendiri,maka kemung kinan sudah ada sesuatu yang salah dalam diri kita .  Dan hal itu jelas sudah tidak sesuai lagi dengan perintah Tuhan,yang meminta kita untuk menjadi terang dan garam bagi orang lain. Gbu .

Tidak ada komentar: