Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Senin, 09 April 2012

Tanda Dari Iman Yang Besar
(Matius 15 : 22 – 28) .
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya ; “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki” .  Dan seketika itu juga anaknya sembuh (Matius 15:28) . Saudara, rupanya iman yang besar, dapat membuat, apa yang dikehen daki seseorang (Tentunya yang berkenan kepada Tuhan), bisa dapat terjadi didalam kehidupannya, atau bisa menggerakkan kuasa Tuhan untuk mengge napinya .  Lalu iman yang seperti apakah,yang dimi liki perempuan Kanaan ini ?  1Tidak undur oleh rintangan .  Dikatakan, bahwa perem puan Kanaan itu tidak mau undur,meski dirintangi niatnya oleh murid-murid Tuhan (ayat 23) . Di Alkitab,kita juga mengenal Yakub, seorang pejuang pergumulan iman,yang tidak kenal menyerah .  Satu ketika, dia tidak mau menyerah,ketika harus bergumul melawan Allah, untuk memperoleh yang diinginkannya (Kejadian 32:28) .  Dilain saat,Yakub juga tak mau menyerah oleh kesukaran,saat dia harus memperjuang kan cintanya pada Rahel (Kejadian 29:20) .  Jadi orang yang beriman besar,adalah yang tidak akan undur,oleh rintangan sesukar apapun .  2Tidak menyerah oleh godaan .  Seperti godaan Tuhan tidak peduli = sama sekali tidak menjawab  (ayat 23) . Salah satu godaan paling besar atas iman seorang pendoa, adalah saat Tuhan seakan- akan berdiam diri dan tak mau memberi tanda ataupun menjawab apa-apa, meski telah diminta berkali-kali dan dinanti dalam waktu yang lama .  Hana juga pernah mengalami hal yg sama, berjuang bertahun-tahun, tanpa ada tanda maupun jawaban sedikitpun dari Tuhan (1 Samuel 1:7) . Namun imannya yang tidak pernah mau tergoda,untuk meragukan ; betapa besarnya kasih dan kuasa Allah, kepada orang yang taat dan per caya kepada’Nya, itulah yang membuatnya memperoleh kemena ngan .  3)  Tidak berhenti karena keadaan .  Dia tidak mau berhenti, meski sadar akan keadaannya, yang bukanlah umat pilihan atau yang dianggap layak,untuk terima anugerah Tuhan (ayat 24-27) .  Ini artinya, dia tidak mau menyerah kepada nasib atau keadaan atau situasi .  Banyak orang berpikir ; karena keadaannya yang bodoh atau tak berpendidikan, maka ia harus tunduk pada nasib . Atau karena dia hanya jemaat biasa, lalu tak dianggap layak untuk lihat mujizat besar .  Atau mereka menjadi ragu oleh keadaan yang tak memungkinkan lagi, untuk bisa terjadi .  Padahal Tuhan adalah penentu, apapun yang akan terjadi .  Gbu .  

Tidak ada komentar: