“Tanda Dari Iman Yang Besar”
(Matius 15 : 22 – 28) .
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya ; “Hai ibu, besar imanmu,
maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki” . Dan seketika itu
juga anaknya sembuh (Matius 15:28) . Saudara, rupanya iman yang besar,
dapat membuat, apa yang dikehen daki seseorang (Tentunya yang berkenan
kepada Tuhan), bisa dapat terjadi didalam kehidupannya, atau bisa
menggerakkan kuasa Tuhan untuk mengge napinya . Lalu iman yang seperti
apakah,yang dimi liki perempuan Kanaan ini ? 1) Tidak undur oleh rintangan
. Dikatakan, bahwa perem puan Kanaan itu tidak mau undur,meski
dirintangi niatnya oleh murid-murid Tuhan (ayat 23) . Di Alkitab,kita
juga mengenal Yakub, seorang pejuang pergumulan iman,yang tidak kenal
menyerah . Satu ketika, dia tidak mau menyerah,ketika harus bergumul
melawan Allah, untuk memperoleh yang diinginkannya (Kejadian 32:28) .
Dilain saat,Yakub juga tak mau menyerah oleh kesukaran,saat dia harus
memperjuang kan cintanya pada Rahel (Kejadian 29:20) . Jadi orang yang
beriman besar,adalah yang tidak akan undur,oleh rintangan sesukar apapun
. 2) Tidak menyerah oleh godaan .
Seperti godaan Tuhan tidak peduli = sama sekali tidak menjawab (ayat
23) . Salah satu godaan paling besar atas iman seorang pendoa, adalah
saat Tuhan seakan- akan berdiam diri dan tak mau memberi tanda ataupun
menjawab apa-apa, meski telah diminta berkali-kali dan dinanti dalam
waktu yang lama . Hana juga pernah mengalami hal yg sama, berjuang
bertahun-tahun, tanpa ada tanda maupun jawaban sedikitpun dari Tuhan (1
Samuel 1:7) . Namun imannya yang tidak pernah mau tergoda,untuk meragukan ;
betapa besarnya kasih dan kuasa Allah, kepada orang yang taat dan
per caya kepada’Nya, itulah yang membuatnya memperoleh kemena ngan . 3) Tidak berhenti karena keadaan
. Dia tidak mau berhenti, meski sadar akan keadaannya, yang bukanlah
umat pilihan atau yang dianggap layak,untuk terima anugerah Tuhan (ayat
24-27) . Ini artinya, dia tidak mau menyerah kepada nasib atau keadaan
atau situasi . Banyak orang berpikir ; karena keadaannya yang bodoh
atau tak berpendidikan, maka ia harus tunduk pada nasib . Atau karena
dia hanya jemaat biasa, lalu tak dianggap layak untuk lihat mujizat
besar . Atau mereka menjadi ragu oleh keadaan yang tak memungkinkan
lagi, untuk bisa terjadi . Padahal Tuhan adalah penentu, apapun yang
akan terjadi . Gbu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar