“Iman Seperti Abraham ?“
“Jadi kamu lihat,bahwa mereka yg hidup dari
iman,mereka itulah anak-anak Abraham” (Galatia 3:7). Abraham disebut sebagai bapa
orang beriman,atau dengan kata lain ; dia adalah contoh, bagi orang yg mau hidup
beriman pada Tuhan. Lalu seberapa besar kah imannya,hingga patut jadi contoh
atau ukuran bagi tiap kita ? Dan bagaimana cara kita mengukurnya ? 1)
Seberapa rela,kita tinggalkan cara hidup lama ? Ketika Abraham diperintahkan
Tuhan untuk tinggalkan negrinya yang lama (Dengan cara hidupnya yang lama) ,
Abraham taat dan rela, meski dia sama sekali belum tahu dan melihat, apa yg
kemudian akan dia terima (Ibrani 11:8/Kejadian 12:1-2) . Bagaimana kita bisa
dikata kan memiliki kepercayaan/ iman pada Tuhan, jika sama sekali tidak mau
tinggalkan cara hidup lama kita ? Dan
bukankah dengan tetap hidup cara lama, itu mem buat Tuhan tidak bisa menolong
atau memberkati kita ? Jadi jika kita
tak juga mau tinggal kan dosa kita,bukankah itu sama saja artinya, bahwa kita
belum percaya betul, bahwa ; apa yg Tuhan Firmankan itu, haruslah kita lakukan
atau pasti akan terjadi ? Sebab iman bukan hanya sekedar kata “aku percaya”,
tapi juga harus disertai dengan per buatan (Yakobus 2:14).
2)
Seberapa berani, kita rela korban untuk Tuhan ? Ishak adalah milik terbesar dan satu-satunya,
yg dipunyai Abraham . Satu hari, anak
yang didapat dengan perjuangan berpuluh tahun tadi, diminta Tuhan . Tanpa pikir
panjang Abraham berikan apa yg Tuhan minta,karena dia yakin ; Bukan saja Tuhan
sanggup kembalikan apa yg dia berikan,bahkan meski Ishak harus disembelih
sebagai korban, Tuhan pasti sanggup menghidupkannya lagi, untuk dikembalikan
padanya (Ibrani 11:17-19) . Lalu apa
benar, Tuhan sangat inginkan apa yg Abraham miliki ? sama sekali tidak ! Itu, hanya untuk menguji, sampai di mana
kesetiaan dan kecintaannya pada Tuhan. Karena ternyata,Tuhan sendiri telah
sedia kan korban tersebut (Kejadian 22: 16-17). Jika kita diminta untuk
korban,dan kemudian masih berpikir ; panjang kali lebar, bukankah itu
menunjukkan kita kurang yakin, bahwa Tuhan tidak akan pernah rugikan kita ? Dia
sanggup kembalikan lagi, tanpa kurang sepeserpun . Lalu kita katakan,Wah saya juga sedang ada dalam
kekurangan ! Justru supaya tidak lagi kekurangan, berilah..maka kamu akan
menerima berlipat kali ganda (Maleakhi 3:10 = Lukas 6:38) . Hal ini, jangan
hanya kita hapal di kepala saja, tetapi justru harus kita praktekkan, supaya
kita bisa lihat hasilnya . Dan bagaimana mungkin ; jeritan kita akan didengar,
jika kita sendiri menutup telinga pada jeritan yg sedang orang susah ? 3)
Seberapa lama kita tetap percaya,meski belum lihat harapan ? Abraham perjuangkan imannya, bukan sehari dua
hari . Dan sama sekali dia tak punya harapan atau kemungkinan apa-apa, sebab
Abraham sudah mati pucuk dan Sara rahimnya telah tertutup (Ibrani 11:11), tapi
meski begitu Abraham tetap teguh percaya pada apa yg Tuhan janjikan,sebab dia
yakin, bahwa ; Dia Yang berjanji itu “Setia”. Alias tidak akan pernah ingkar,
tak pernah lupa,untuk mengenapi segala yg telah dijanjikan kepadanya (Ibrani
11:11). Tuhan memberkati .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar