Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Kamis, 29 November 2012


Iman Seperti Abraham ?“  
“Jadi kamu lihat,bahwa mereka yg hidup dari iman,mereka itulah anak-anak Abraham” (Galatia 3:7). Abraham disebut sebagai bapa orang beriman,atau dengan kata lain ; dia adalah contoh, bagi orang yg mau hidup beriman pada Tuhan. Lalu seberapa besar kah imannya,hingga patut jadi contoh atau ukuran bagi tiap kita ? Dan bagaimana cara kita mengukurnya ? 1) Seberapa rela,kita tinggalkan cara hidup lama ? Ketika Abraham diperintahkan Tuhan untuk tinggalkan negrinya yang lama (Dengan cara hidupnya yang lama) , Abraham taat dan rela, meski dia sama sekali belum tahu dan melihat, apa yg kemudian akan dia terima (Ibrani 11:8/Kejadian 12:1-2) . Bagaimana kita bisa dikata kan memiliki kepercayaan/ iman pada Tuhan, jika sama sekali tidak mau tinggalkan cara hidup lama kita ?  Dan bukankah dengan tetap hidup cara lama, itu mem buat Tuhan tidak bisa menolong atau memberkati kita ?  Jadi jika kita tak juga mau tinggal kan dosa kita,bukankah itu sama saja artinya, bahwa kita belum percaya betul, bahwa ; apa yg Tuhan Firmankan itu, haruslah kita lakukan atau pasti akan terjadi ? Sebab iman bukan hanya sekedar kata “aku percaya”, tapi juga harus disertai dengan per buatan (Yakobus 2:14). 
2)  Seberapa berani, kita rela korban untuk Tuhan ?  Ishak adalah milik terbesar dan satu-satunya, yg dipunyai Abraham .  Satu hari, anak yang didapat dengan perjuangan berpuluh tahun tadi, diminta Tuhan . Tanpa pikir panjang Abraham berikan apa yg Tuhan minta,karena dia yakin ; Bukan saja Tuhan sanggup kembalikan apa yg dia berikan,bahkan meski Ishak harus disembelih sebagai korban, Tuhan pasti sanggup menghidupkannya lagi, untuk dikembalikan padanya (Ibrani  11:17-19) . Lalu apa benar, Tuhan sangat inginkan apa yg Abraham miliki ? sama sekali tidak !  Itu, hanya untuk menguji, sampai di mana kesetiaan dan kecintaannya pada Tuhan. Karena ternyata,Tuhan sendiri telah sedia kan korban tersebut (Kejadian 22: 16-17). Jika kita diminta untuk korban,dan kemudian masih berpikir ; panjang kali lebar, bukankah itu menunjukkan kita kurang yakin, bahwa Tuhan tidak akan pernah rugikan kita ? Dia sanggup kembalikan lagi, tanpa kurang sepeserpun . Lalu kita  katakan,Wah saya juga sedang ada dalam kekurangan ! Justru supaya tidak lagi kekurangan, berilah..maka kamu akan menerima berlipat kali ganda (Maleakhi 3:10 = Lukas 6:38) . Hal ini, jangan hanya kita hapal di kepala saja, tetapi justru harus kita praktekkan, supaya kita bisa lihat hasilnya . Dan bagaimana mungkin ; jeritan kita akan didengar, jika kita sendiri menutup telinga pada jeritan yg sedang orang susah ?  3)  Seberapa lama kita tetap percaya,meski belum lihat harapan ?  Abraham perjuangkan imannya, bukan sehari dua hari . Dan sama sekali dia tak punya harapan atau kemungkinan apa-apa, sebab Abraham sudah mati pucuk dan Sara rahimnya telah tertutup (Ibrani 11:11), tapi meski begitu Abraham tetap teguh percaya pada apa yg Tuhan janjikan,sebab dia yakin, bahwa ; Dia Yang berjanji itu “Setia”. Alias tidak akan pernah ingkar, tak pernah lupa,untuk mengenapi segala yg telah dijanjikan kepadanya (Ibrani 11:11). Tuhan memberkati .

Tidak ada komentar: