“Upah Orang Tua
Yang Takut Tuhan”
“Haleluya !
Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala
perintahNya” (Mazmur 112:1) . Seseorang bertanya pada saya, bagaimana resep
jadi orang tua yang berbahagia, dunia dan akhirat ? Tentu ada banyak macam jawaban, jika
dipandang dari berbagai segi. Tapi
menurut Firman Tuhan, rahasia untuk jadi orang tua yg bahagia, sama sekali bukan harus kaya raya, berkuasa, pintar dan
berpendidikan tinggi, bukan pula harus pandai dan pengalaman dalam mendidik
anak, bukan pula karena sudah punya banyak simpanan untuk keperluan hidup
anak-anak nya sampai beberapa keturunan, dan lain sebagainya, tapi hanya harus hidup
takut atau taat pada Tuhan . Mengapa
? Sebab :
1)
Keturunannya akan berkuasa dan diberkati (Mazmur 112:2) . Impian orang tua yang baik, saya kira tidak
akan ada lagi yang lebih besar, selain ingin melihat anak-anaknya sukses dan
diberkati . Tentu keberhasilan hidup
seseorang, bukan sepenuhnya karena ; pintar dan berpendidikan tinggi, sebab
faktor keberuntungan juga bisa ada
didalamnya . Tetapi sebagai orang tua,
tentunya kita harus tetap mempersiapkan mereka, agar memiliki kepintaran dan
berpendidikan tinggi, guna mempermudah mereka didalam meraih keberhasilannya
. Dan anehnya saya melihat, bagaimana
orang tua yg hidup takut atau taat pada Tuhan (tanpa harus kaya), selalu saja
bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, bahkan juga selalu bisa menyekolahkannya
sampai perguruan tinggi. Lalu bagaimana
mungkin, orang miskin bisa sekolah tinggi ?
Digereja, ada seorang ibu yg bekerja hanya sebagai tukang tumbuk bahan
jamu, dengan upah sangat kecil . Begitu
pula suaminya yg kerja serabutan, dengan
penghasilan tidak menentu, jelas tak
akan mungkin bisa menyekolahkan anaknya ke SMA favorit (SMA 5 Bandung), apalagi untuk bisa sampai ke ITB
. Namun sejak SMA sampai selesai ITB, anaknya
sama sekali tidak pernah mengeluarkan biaya sepeser pun, karena ada-ada saja cara
Tuhan untuk memenuhi keperluan mereka .
Terkadang saya sendiri juga bingung, bagaimana mungkin 3 anak-anak saya
bisa kuliah ditempat-tempat yg terbaik, tanpa pernah sekalipun kekurangan biaya
. Padahal saya hanyalah seorang pendeta, disebuah gereja kecil, yang rata-rata
jemaatnya berekonomi lemah . Bahkan
mendirikan sekolahpun bukan untuk cari keuntungan, tapi untuk menolong yg
kesulitan ekonominya . Tapi setelah saya renungkan, mungkin karena saya peduli
membantu sekolahnya anak-anak yg kurang mampu, maka Tuhanpun mempedulikan juga
segala kebutuhan pendidikan anak-anak saya .
2) Harta dan kekayaan
ada dirumahnya (Mazmur 112:3) . ‘Harta’
tentunya tidak selalu harus berbicara tentang emas perak dan lain sebagainya,
tapi harta berharga disebuah rumah tangga, bisa juga berbicara tentang ;
kebahagiaan, aman sejahtera dan saling mengasihi . Demikian juga ‘kekayaan’ tak selalu harus
berbicara tentang uang yang banyak, tapi juga bisa berbicara, tentang intelektual
dan juga kekayaan iman / rokhani . Dan
jika sebuah rumah tangga memiliki kekayaan iman atau rokhani yang teguh, maka
saya kira tidak akan ada perkara yg tidak bisa mereka minta dari Tuhan .
3)
Dalam gelap, selalu ada terang baginya (Mazmur 112:4) . Itu artinya ; tak akan ada kemalangan, kesusahan, kesedihan, kesakitan atau
kekurangan yang bisa menguasai apalagi menghancurkan rumah tangganya, karena
selalu saja ada terang dan jalan keluar yang Tuhan berikan . Dan semua ini bukan saja akan dinikmati oleh mereka
yang takut akan Tuhan, tapi juga sampai
kepada anak dan cucunya . Gbu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar