Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Rabu, 01 Mei 2013


Belajar Dari Ketaatan Tuhan  

"Dan sekalipun Dia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya”  (Ibrani 5:8) .  Kita lalu mungkin akan berpikir, lho ..bukankah sebagai Anak, Yesus seharusnya mendapat hak keistimewaan dari Bapa, sebagaimana setiap orang yang menerima Dia, diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yang juga mendapat hak-hak istimewa itu ?  Benar sekali.. bahwa Yesus maupun kita memang mendapat hak keistimewaan, dihadapan Tuhan .  Oleh sebab itulah, Bapa membentuk Yesus maupun setiap kita dengan secara luar biasa pula.  Sebab hanya yang dibentuknya secara istimewa sajalah, yang kemudian akan menghasilkan sesuatu yang istimewa . Itu artinya ;   
1)  Sebagai anak, kita harus lebih taat .  Itu berarti ; Meski sebagai anak, bukan ber arti kita boleh hidup seenaknya, tapi malah harus lebih taat dibanding siapapun .  Jadi jika lihat orang lain, berpuasa, doa sehari berkali-kali, dengan sangat khusyuk, rajin, taat dan lain sebagainya, lalu apa benar ; bahwa kita tidak harus berlaku lebih dari semua itu ?  Salah ..!  Sebagai anak, justru kita harus lebih dari semuanya itu .  Seperti  juga Yesus yang taat pada semua perintah Bapa, bahkan ketika harus sampai mati di kayu salib sekali pun.  Sebab seorang anak tahu benar, bahwa hanya dengan ketaatan sajalah, dia bisa melihat dan merasakan segala kemuliaan Bapa.   
2)  Harus lebih percaya .  Bahwa apapun yg sedang dialami (baik itu enak maupun tidak), kita harus selalu percaya ; bahwa tidak akan pernah Bapa punya maksud yang jahat, ataupun ingin menyusahkan apalagi untuk mencelakakan anak-anakNya.   Tapi lewat segala yang terjadi, justru Bapa sedang mengerjakan atau merencanakan yang lebih baik dan dapat mendatangkan keuntungan.  Dan jika yang lain berpikir ; ‘Tuhan sanggup memberi”, maka kita harus bisa berpikir, bahwa ; “Tuhan pasti memberi !” (lihat cara pikir Yesus, bahwa Bapa pasti selalu mendengarkanNya (Yohanes 11:42) .  Seperti juga Yusuf, meski awalnya mungkin tidak bisa mengerti kenapa harus masuk sumur, kenapa harus difitnah, kenapa harus masuk penjara, kenapa harus begini dan begitu ?  Tetapi dia tetap saja jalani hal itu, dengan pemikiran bahwa ; asal dia selalu hidup dalam kebenaran, maka pasti dari semua apapun yang terjadi, Bapa sanggup membuat yang buruk jadi yang terbaik (Kejadian 50:20). Ketika Yesus harus dianiaya,dihakimi, bahkan disalib sampai mati sekalipun, Dia tetap percaya,bahwa ; Bapa bukan ingin mencelakakanNya, tapi justru sedang menuntun Dia pada rencana yang penuh  kemuliaan.  Dan memang seperti yang dipercayalah, yg kemudian terjadi.   
3)  Harus lebih setia.  Banyak yang mengaku baik, tetapi yang setia amat sulit ditemukan (Amsal 20:6) .  Banyak yang bisa setia, saat semua keadaan baik dan menyenangkan. Tapi ketika alami kesukaran dan penderitaan,maka mereka akan lari meninggalkan, seperti murid-murid tinggalkan Yesus dikayu salib .  Tapi Yesus, meski tahu dan menyadari apa yang akan dihadapi dan dialami, tapi Dia tetap setia dan tak mau meninggalkan Bapa dan segala perintah Nya.  Jadi sebagai anak, kita justru harus lebih sungguh lagi dalam melakukan semua nya itu, karena Tuhan hanya mencari dan tergerak untuk menolong mereka yang bersungguh hati saja (II Tawarikh 16:9) . Gbu . 

Tidak ada komentar: