Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Jumat, 16 Maret 2012

“Putus Asa, Musuh Orang Percaya” 
(Bacaan :  1 Raja 19 : 1 – 8) .
Kemudian ia ingin mati, katanya ; “Cukuplah itu !  Sekarang, ya Tuhan, ambilah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku” (1 Raja 19:4 b) .  Itulah ucapan putus asa Elia, ketika dia mengalami tantangan dan kesukaran yang berat .  Kecuali Tuhan Yesus tentunya, semua manusia dimanapun, jangan pernah berpikir, akan kebal terhadap apa yang namanya putus asa .  Elia kurang hebat apa lagi ?  Dia turunkan api dari langit, bangkit kan orang mati, lakukan terlalu banyak perbuatan ajaib, dia setia dan hidup benar dihadapan Tuhan .  Memang terkadang Tuhan ijinkan kita untuk alami hal seperti itu, namun Tuhan mau kita bisa mengalahkan rasa putus asa itu, dan mulai belajar sendiri cara untuk bangkit .    Mengapa ? Sebab putus asa merupakan penyakit yang sangat berbahaya, jika tidak segera diobati .  Artinya, siapapun bisa saja terkena putus asa, tapi jangan pernah mau membiarkan keputus asa’an yang menguasainya .  Karena rasa putus asa itu sangat membahayakan, merusak bahkan bisa membunuh manusia, secara tubuh, jiwa dan roh .  Sehingga ada banyak orang yang sampai menjadi gila, bunuh diri, atau memberontak lalu meninggalkan Tuhan .  Lalu apa yang Tuhan ajarkan pada Elia, ketika dia mengalami keputus asaan ?   1)  Menyadari tujuan ahir kita adalah sampai Surga .  Pada ayat 5 dan 7 , berkali-kali malaikat membangunkan Elia .  Sebab jika Elia terus saja asyik tidur,maka dia tidak bisa mencapai sasaran atau pun tujuan ahir .  Jadi jangan kita biarkan segala macam, tantangan, rintangan, kesukaran atau apa pun itu, entah itu kare na ekonomi, pekerjaan, pacar, rumah tangga, dan lain sebagainya, sampai menghentikan kita untuk terus berjalan sampai tujuan ahir, yaitu masuk kedalam kerajaan surga .  Dan sadarilah, jika kita tidak mau sungguh-sungguh berusaha sekuat te naga kita, untuk bangkit dari keterpurukan/kuasa putus asa tadi, berarti kita harus siap untuk terima kehinaan dan pende ritaan yang kekal didalam lautan api kelak . 
2)  Harus makan roti Tuhan yang mengkuatkan (ay.5) .  Ada 2 cara orang me makan roti, pertama langsung ditelan dan kenyang, dan yang kedua dikunyah perlahan, sambil dirasakan dan dinikmati setiap rasa maupun tekstur yg ada didalamnya .  Dan Tuhan sangat ingin, ketika kita menerima Roti atau Firman Allah itu, tidak sekedar ; dengar lalu kenyang dan kemudian melupakan atau membuangnya kembali sebagai kotoran .  Tapi Tuhan ingin setiap Firman Allah itu, benar-benar hidup menyatu dengan diri kita, kita hayati, kita nikmati kuasa dan cara kerja’ Nya .  Jadi coba baharui cara kita mendengar dan menerima setiap perintah Tuhan .  3)  Gabungkan diri pada pelayanan atau ibadah yang menyala-nyala didalam Roh, dimana biasanya juga ada doa, pujian dan penyembahan  .  Mendekat pada mereka yang menyala-nyala, akan buat kita sendiripun ikut menyala. Terlebih lagi melihat atau ikut dalam pelayanan yang disertai berbagai mujizat .  Gbu .

Tidak ada komentar: