Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Jumat, 01 Maret 2013


Iman Seperti Abraham ?“ 


Jadi kamu lihat,bahwa mereka yg hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham” (Galatia 3:7) . Abraham disebut sebagai bapa orang beriman,atau dengan kata lain ; dia adalah contoh, bagi orang yg mau hidup beriman pada Tuhan. Lalu seberapa besar kah imannya, hingga patut jadi contoh atau ukuran bagi tiap kita ? Dan bagaimana cara kita mengukurnya ?  1) Seberapa rela, kita tinggalkan cara yang hidup lama ? Ketika Abraham diperintahkan Tuhan untuk tinggalkan negrinya yang lama (Atau cara hidup yang lama), Abraham taat dan rela, meski dia sama sekali belum tahu dan melihat, apa yg kemudian akan dia terima (Ibrani 11:8/Kejadian 12:1-2) . Sebab bagaimana kita bisa dikatakan percayaan atau beriman pada Tuhan, jika tidak taat dan percaya, bahwa ; semua yang diperintah kan Tuhan itu, harus ditaati dan pasti mendatang kan kebaikkan ? Sebab iman bukan hanya sekedar kata “aku percaya”, tapi juga harus disertai dengan perbuatan / ketaatan (Yakobus 2:14).  2)  Seberapa berani, kita rela berkorban untuk Tuhan ?  Ishak adalah milik terbesar dan satu-satunya, yg dipunyai Abraham.  Suatu hari, anak yg didapat dengan perjuangan berpuluh tahun tadi, di minta Tuhan . Namun tanpa pikir panjang Abraham berikan apa yg Tuhan minta, karena dia yakin ; Bukan saja Tuhan sanggup kembalikan apa yg dia berikan, bahkan meski Ishak harus disembelih sebagai korban, Tuhan pasti sanggup menghidupkannya lagi, untuk dikembali kan padanya (Ibrani  11:17-19) . Lalu apa benar, Tuhan sangat inginkan apa yg Abraham miliki ? sama sekali tidak !  Itu, hanya untuk menguji, sampai di mana kesetiaan dan kecintaannya pada Tuhan. Karena ternyata, Tuhan sendiri telah sedia kan korban tersebut (Kejadian 22: 16-17). Jadi jika kita diminta untuk korban, dan kemudian masih berpikir ; panjang kali lebar dan lain sebagai nya, bukankah itu me nunjukkan bahwa ; kita masih kurang yakin, bahwa Tuhan tidak akan pernah rugikan kita ? Dan bahwa Dia pasti sanggup kembalikan lagi, tanpa kurang sepeserpun . Lalu kita mungkin akan berkata ; Wah..saya juga sedang ada dalam kekurangan ! Justru supaya tidak lagi kekurangan, beri lah ..maka kamu akan menerima berlipat kali ganda (Maleakhi 3:10=Lukas 6:38) . Hal ini, janganlah hanya kita hapal di kepala saja, tetapi justru harus kita praktekkan, supaya kita bisa lihat hasilnya . Dan bagaimana mungkin ; jeritan kita akan didengar, jika kita sendiri menutup telinga pada jeritan yg sedang orang susah ?  3)  Seberapa teguh kita tetap percaya,meski belum lihat harapan ?  Abraham perjuangkan imannya, bukan sehari dua hari . Dan sama sekali dia tak punya harapan atau kemungkinan apa-apa, sebab Abraham sudah mati pucuk dan Sara rahim nya telah tertutup (Ibrani 11:11), tapi meski begitu Abraham tetap teguh percaya pada apa yg Tuhan janjikan, sebab dia yakin, bahwa ; Dia Yang berjanji itu “Setia”. Alias tidak akan pernah ingkar dan tidak pernah lupa, untuk mengenapi segala yg telah dijanjikan kepadanya (Ibrani 11:11). Tuhan memberkati .

Tidak ada komentar: