Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Selasa, 16 April 2013


Kacang Lupa Kulit” (Bacaan : Matius 22:1-14)

Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”  (Matius 22:14) .  Ayat ini, adalah ayat terakhir dari ‘perikop’ perumpamaan undangan di Kerajaan Allah .  Di ayat-ayat sebelumnya, bermacam-macam alasan mereka untuk menolak undangan tersebut .  Ada yang karena harta benda, pekerjaan, hobby, keluarga, istri barunya, dan banyak lagi alasan untuk menolak undangan tersebut (lihat juga Lukas 14:15- 24).  Padahal, jika direnungkan baik- baik, bukankah rejeki dan segala yg ada pada mereka, semua juga berasal dari pemberian Tuhan juga adanya ? Tapi mungkin kita akan berkata ; semua itu kan karena saya bekerja keras dan berusaha !  Memang benar kita yg bekerja dan berusaha, tapi bukankah Tuhan juga yg menyediakan rejeki, dan yg memberi kita hari itu kesehatan sehingga bisa bekerja, memberi kita mata untuk bisa melihat hari itu, kaki dan tubuh yang masih bisa bangun pagi itu, untuk melakukan segala usaha dan pekerjaan, yg lindungi kita hari itu sehingga tidak celaka ?  Tapi rupanya memang sudah sejak nenek moyang manusia, lebih tertarik pada ‘pemberian’ dari pada ; ‘Pemberinya’.  Buktinya, Adam ketika masih sendiri, dia tidak pernah lupa untuk bergaul dengan Allah setiap hari . Tapi setelah menerima pemberian seorang wanita, yaitu ; ‘Hawa’ .  Maka sejak itu dia lebih asyik mainan atau kegiatan barunya, yaitu ; ‘Hawa’, sehingga akhirnya terpisah jauh dari Allah, dan jatuh dalam dosa .   Seseorang yg tadinya belum punya pekerjaan tetap, selalu tekun berdoa . Tapi setelah punya pekerjaan, malah tidak lagi pernah berdoa .  Seseorang yg tadinya belum kaya, dekat dengan Tuhan, tapi setelah kaya ?  Seseorang yg tadi nya belum punya pacar, tekun me minta pada Tuhan dalam doa, tapi setelah punya pacar, malah asyik terus dengan pacar dan lupa pada Tuhan. Yang tadinya tidak punya anak, tidak punya rumah, mobil, dan lain sebagainya .  Semua menunjukkan perilaku manusia, yg tidak berbudi, alias ; ‘seperti kacang, lupa kulitnya’ .  Padahal, bukankah semua itu ; tidak akan pernah ada, jika bukan karena Tuhan ?  Padahal, bukankah seharusnya ; manusia punya kewajiban, untuk selalu berkomuni kasi dan bergaul dengan Allah penciptanya ?  Dan sadarilah, bahwa semua pemberian tersebut, sama sekali tidak akan bisa menolong kita, ketika kita sakit parah, hadapi masalah berat, atau dalam bahaya, apalagi menghadapi kematian dan penghakiman ?  Tapi jika kita selalu dekat atau bisa memiliki ; ‘Pemberinya’, maka tiap saat dan kapan saja, tentu semua pemberian tadi, akan selalu bisa kita terima dan nikmati .  Seandainya ada sebuah tongkat tua, yg bisa men ciptakan ; segala emas, permata, kekayaan, bahkan apapun yg kita inginkan, maka jika disuruh memilih ; Apa kita akan pilih semua hasil ciptaannya, atau tongkat yg bisa menciptanya ?  Sebagai manusia cerdas, seharus nya tentu kita bisa memilih yg terbaik. Agar jangan nanti kita, celaka karena pemberian, dan ditolak di KerajaanNya. Gbu .

Tidak ada komentar: