“Kacang Lupa Kulit”
(Bacaan : Matius 22:1-14)
“Sebab banyak yang dipanggil,
tetapi sedikit yang dipilih” (Matius 22:14) . Ayat ini, adalah
ayat terakhir dari ‘perikop’ perumpamaan undangan di Kerajaan Allah . Di
ayat-ayat sebelumnya, bermacam-macam alasan mereka untuk menolak undangan
tersebut . Ada yang karena harta benda, pekerjaan, hobby, keluarga, istri
barunya, dan banyak lagi alasan untuk menolak undangan tersebut (lihat juga
Lukas 14:15- 24). Padahal, jika direnungkan baik- baik, bukankah rejeki
dan segala yg ada pada mereka, semua juga berasal dari pemberian Tuhan juga
adanya ? Tapi mungkin kita akan berkata ; semua itu kan karena saya bekerja keras
dan berusaha ! Memang benar kita yg bekerja dan berusaha, tapi bukankah
Tuhan juga yg menyediakan rejeki, dan yg memberi kita hari itu kesehatan
sehingga bisa bekerja, memberi kita mata untuk bisa melihat hari itu, kaki dan
tubuh yang masih bisa bangun pagi itu, untuk melakukan segala usaha dan
pekerjaan, yg lindungi kita hari itu sehingga tidak celaka ? Tapi rupanya
memang sudah sejak nenek moyang manusia, lebih tertarik pada ‘pemberian’ dari
pada ; ‘Pemberinya’. Buktinya, Adam ketika masih sendiri, dia tidak
pernah lupa untuk bergaul dengan Allah setiap hari . Tapi setelah menerima
pemberian seorang wanita, yaitu ; ‘Hawa’ . Maka sejak itu dia lebih asyik
mainan atau kegiatan barunya, yaitu ; ‘Hawa’, sehingga akhirnya terpisah jauh
dari Allah, dan jatuh dalam dosa . Seseorang yg tadinya belum punya
pekerjaan tetap, selalu tekun berdoa . Tapi setelah punya pekerjaan, malah
tidak lagi pernah berdoa . Seseorang yg tadinya belum kaya, dekat dengan
Tuhan, tapi setelah kaya ? Seseorang yg tadi nya belum punya pacar, tekun
me minta pada Tuhan dalam doa, tapi setelah punya pacar, malah asyik terus
dengan pacar dan lupa pada Tuhan. Yang tadinya tidak punya anak, tidak punya
rumah, mobil, dan lain sebagainya . Semua menunjukkan perilaku manusia,
yg tidak berbudi, alias ; ‘seperti kacang, lupa kulitnya’ . Padahal,
bukankah semua itu ; tidak akan pernah ada, jika bukan karena Tuhan ?
Padahal, bukankah seharusnya ; manusia punya kewajiban, untuk selalu berkomuni
kasi dan bergaul dengan Allah penciptanya ? Dan sadarilah, bahwa semua
pemberian tersebut, sama sekali tidak akan bisa menolong kita, ketika kita
sakit parah, hadapi masalah berat, atau dalam bahaya, apalagi menghadapi
kematian dan penghakiman ? Tapi jika kita selalu dekat atau bisa memiliki
; ‘Pemberinya’, maka tiap saat dan kapan saja, tentu semua pemberian tadi, akan
selalu bisa kita terima dan nikmati . Seandainya ada sebuah tongkat tua,
yg bisa men ciptakan ; segala emas, permata, kekayaan, bahkan apapun yg kita
inginkan, maka jika disuruh memilih ; Apa kita akan pilih semua hasil
ciptaannya, atau tongkat yg bisa menciptanya ? Sebagai manusia cerdas,
seharus nya tentu kita bisa memilih yg terbaik. Agar jangan nanti kita, celaka
karena pemberian, dan ditolak di KerajaanNya. Gbu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar