Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Minggu, 28 April 2013


Indah Rencana’Mu Tuhan” 

Orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun, tetapi orang fasik akan senantiasa celaka  (Amsal 12:21) . Saudara, saya tidak akan membicarakan tentang orang fasik, atau penentang, atau tidak peduli Allah, sebab sudah jelas ; mereka pasti akan senantiasa celaka, karena memang tidak ada yang melindungi, menolong dan membela mereka .  Tapi apakah betul, bahwa orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana atau celaka atau masalah apapun dalam hidupnya ? Bukankah Ayub yang orang benar dan saleh itupun, ternyata mengalami juga bencana/ celaka atau masalah dalam hidupnya ?  Saudara, kemalangan orang benar juga banyak, tapi Tuhan selalu lepaskan dia dari semuanya itu (Mazmur 34:20) .  Sebab lewat segala peristiwa apapun yang dialami orang benar, Tuhan sebenarnya ingin selalu mendatangkan kebaikkan (Roma 8:28) .  Jadi kita haruslah bisa membedakan, antara kata ; ‘ditimpa dengan mengalami’ . Sebab ditimpa bencana, berarti berada dibawah kekuasaan bencana, sedang mengalami ; bisa berarti hanya mengalami / rasakan beberapa saat, tapi kemudian dapat terluput kembali .  Lalu kira-kira, apa tujuan Tuhan membiarkan orang benar sampai harus alami semua itu ?  1)  Untuk dibentuk lebih baik.  Ayub mengalami semua musibah dalam hidupnya, supaya Tuhan bisa anugerahkan yang lebih baik lagi, dua kali lipat ganda dari pada keadaannya semula (Ayub 42:12-13) .  Seandainya saya membeli kaca cermin seharga 5 juta rupiah, tapi sebelum dipasang, cermin tadi jatuh dan hancur berantakan .  Sesaat kita berpikir, cermin yang mahal tadi jadi tak lagi punya harga.  Tapi ketika ditangani oleh seorang seniman ahli lukisan mosaik, maka cermin yang hancur berantakan dan seperti tidak punya nilai lagi itu, bisa diubahnya jadi sebuah karya senik mosaik indah yang bernilai amat tinggi, yg harga jualnya justru bisa ratusan kali lipat dari harga awalnya . Nah jika seorang seniman saja bisa ubah sesuatu yang tadinya kurang berharga, menjadi sesuatu yg amat berharga, maka terlebih lagi Tuhan yang penuh kuat kuasa ? 2)  Supaya makin bertumbuh.   Sebuah pohon mangga, ketika distek oleh petani, sama sekali bukan karena pohon itu punya salah, tetapi supaya pohon tersebut menghasilkan buah yang lebih baik dan banyak .  Ketika seorang anak belajar naik sepeda, biasanya perlahan dan secara diam-diam akan dilepas oleh orang tua yang mengajarinya .  Apa karena sianak yang diajari sepeda sudah melakukan kesalahan ?  Sama sekali tidak, tetapi dia harus belajar dilepas dari pegangan sipengajar, agar bisa mulai belajar menjaga keseimbangan .  Sebab jika tanpa dilepas, maka seumur hidupnya sianak tidak akan pernah bisa mengendarai sepeda .  Jadi lewat sesuatu apapun yang terjadi, sebenarnya Tuhan mau mengajarkan sesuatu yang baru, agar kita semakin bertumbuh dan bertambah-tambah pengetahuan dan pengenalan akan kasih, kuasa dan kemurahan Tuhan.  Dan yang terpenting, bukankah ahirnya Tuhan pastilah akan lepaskan kita, dari semua itu dan pulihkan kita dari segala akibatnya ?   3)  Supaya tetap berpegang pada Tuhan.  Jika kita bepergian dengan menumpang sebuah bus yang harus berjalan, dijalan yang berkelok-kelok dan berbatu-batu, maka mau tidak mau ; sepanjang jalan kita akan terus berjaga-jaga dan berpegangan erat pada besi pegangan yang ada di bus tersebut.  Dan Tuhan mau, supaya kita berjaga senantiasa, sebab siiblis memang terus berusaha dan mencari titik kelengahan dan kelemahan kita, agar bisa menjatuhkan dan menjauhkan kita dari Tuhan . Gbu .    

Tidak ada komentar: