Menuju Pribadi . . . .

Menuju pribadi yang semakin diperkenan oleh Tuhan . By Saut Panjaitan.

Jumat, 10 Mei 2013


Kegagalan Eli Sebagai Pemimpin

Adapun anak-anak Eli adalah orang-orang dursila ; mereka tidak mengindahkan TUHAN,” (1 Samuel 2:12).  Dari kisah ini, kita tahu bahwa imam Eli telah gagal, baik itu sebagai pemimpin didalam rumah tangganya, maupun sebagai pemimpin bagi negaranya.  Apa yg biasanya menyebabkan seorang laki-laki (kepala), gagal didalam memimpin keluarganya ?  1)  Terlalu sibuk dengan pekerjaannya .  Sebagai seorang imam atau pemimpin dinegara yg ber-azaskan Tuhan, Eli tentu sangat sibuk sekali dengan pekerjaannya.  Itulah yg kemudian menyebabkan dia tidak memiliki hubungan yg karib, atau kurang perhatian dengan perkembangan anak-anaknya. Sebuah film action mengisah kan seorang detektif yang terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, pada suatu ketika dia ditugaskan membongkar kasus pembunuhan .  Dan betapa kagetnya dia, karena setelah terbongkar ; ternyata anak sulungnya, ada ikut terlibat dalam kasus pembunuhan itu . Dan itu pulalah yang terjadi pada Eli, anak-anaknya berkembang menjadi anak-anak yang dursila dan suka menajiskan pekerjaan Tuhan di Bait Allah (1 Samuel 2:17,22,23) . 2)  Tidak tegas didalam mendidik . Banyak orang tua yang tidak mau berlaku tegas didalam mendidik anak-anaknya, dengan alasan kasihan, masih kecil dan lain sebagainya .  Padahal arti dari pada tegas, bukan berarti harus keras dan kejam . Melainkan jika kita sudah buat aturan, maka meski karena alasan apapun, hal itu tetap tak boleh dilanggar, dan sianak (meski kita kasihan), tetap harus menerima akibat hukuman .  Mengapa ?  Sebab kebodohan melekat pada hati orang muda, dan tongkat didikan yg tegas akan mengusir kebodohannya itu (Amsal 22:15) .  Padahal jika orang tua tidak bertindak tegas pada anak-anaknya, maka sepertinya saja dia sayang anak, padahal sebetulnya dia benci alias akan mencelakakan masa depannya (Amsal 13:24). Dan akibatnya bukan saja sianak yang akan celaka dimasa depan, tapi kita juga orang tua akan sedih dan menderita, lihat masa depannya kelak (Amsal 29:17) .  3)  Tidak jadi teladan kebenaran .   Atau dengan kata lain, rupanya Eli sudah hidup tidak benar dihadapan Tuhan dan manusia.  Mengapa saya berani mengatakan seperti itu ?  Buktinya Tabut Perjanjian Allah, sampai berhasil direbut musuh, dan negaranya dikalahkan (1 Samuel 4:11) . Bahkan Eli sendiripun sampai meninggal karena terkejut, entah karena penyakit struk atau jantung (1 Samuel 4:18) .  Sebab tak mungkin sebuah negara bisa dikalahkan musuh, jika Allah dipihak dia.  Atau sebuah rumah tangga dapat dihancurkan iblis, jika kepala atau pemimpinnya hidup takut akan Tuhan. Gbu.

Tidak ada komentar: